Noonan Syndrome Adalah
Pembinaan Olahraga
Terlibat dalam olahraga adalah salah satu cara untuk membangun keterampilan dalam berelasi. Sayangnya, beberapa dari hubungan yang terbangun lewat pembinaan olahraga pada akhirnya berakhir negatif.
Teknik pelatihan yang keras bisa menjadi kasar. Atlet mungkin mengatakan pada diri sendiri bahwa perilaku pelatih mereka adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Ini pada akhirnya dapat menjadi bentuk sindrom Stockholm.
What are the various signs and symptoms of Pelvic Congestion Syndrome?
The signs and symptoms of this condition manifests differently for everyone. Keep in mind, one should visit a healthcare provider even before symptoms become too severe. While some symptoms are persistent and come regularly, others may disappear for a while and then come back at a later time. It is important to remember that Pelvic Congestion Syndrome is highly complex, since its symptoms differ from one patient to another. If you are in doubt, it is best to contact a healthcare provider to ease your mind.
It is important to keep track of the first occurrence of these symptoms. Your medical provider will inquire about your medical history and symptoms to properly identify or rule out Pelvic Congestion Syndrome. These symptoms depend on various factors such as physical condition, lifestyle changes, and many more.
1. Pelvic pain – The pain may oftentimes feel dull or heavy, while some can experience sharp and severe pain. It may come in sporadic or continuous patterns.
a. Area of the body – Pelvic pain can be felt in the lower abdomen, below the belly button. Some women also experience back pain particularly in the lumbar region. It is characterised by a feeling of dull or intense pressure.
(https://www.ivyrehab.com/news/what-causes-pelvic-pain/)
b.Pregnancy – The pain may appear during or after pregnancy. As mentioned earlier, it may potentially worsen after multiple pregnancies because the veins may be damaged permanently. Veins widen and enlarge during pregnancy to accommodate increased blood flow.
c.Time of the day – The pain associated with Pelvic Congestion Syndrome can be felt at any time, but it can get worse at the end of the day. The pain may be exacerbated by menstrual pain which comes before and during the period itself.
d.Menstruation cycle – The pain may feel more excruciating during the premenstrual stage and during the actual menstruation stage. It may also cause irregular periods, in which the length and duration of the cycle keep changing. This may lead to abnormal period bleeding, a heavier flow than usual, and painful cramps felt in the lower abdomen.
e.Sexual intercourse – Dyspareunia is recurrent genital pain that may appear during and after intercourse. The feeling is similar to menstrual cramps, with a dull continuous ache.
f.Daily activities – The pain may worsen when sitting or standing for prolonged periods of time. For some, pelvic pain gets worse after strenuous exercise. It may lessen or completely disappear when lying down.
2.Varicose veins – Pelvic veins are closely connected to veins in the limbs. As a result, varicose veins can form on the legs, vulva, thighs, and buttocks. A growing foetus and anatomical changes result in stressed and swollen veins particularly in these areas.
(https://crowsnestcosmeticandvein.com.au/are-varicose-veins-dangerous/)
3.Digestive problems – This condition can cause bloating or swelling of the stomach, diarrhoea, and constipation. The damaged veins disrupt the function of the pelvis, which negatively affects the digestive organs such as the bowel.
4.Stress incontinence – There is an involuntary loss of urine when there is abdominal pressure from sneezing, laughing, or performing other actions. The affected veins disrupt the bladder, which may also cause painful urination accompanied by a burning feeling.
5.Haemorrhoids – Pelvic vein issues may cause haemorrhoids, which are swollen veins in the anus and rectum. This may be linked to constipation or bowel movement problems which cause itching and irritation.
6.Leg fullness and swelling – Chronic pelvic pain may spread to other parts of the body. It can affect the lower back, buttocks, thighs, and legs. One may feel pain coming from the pelvis that slowly radiates down to the leg area.
Perasaan positif terhadap pelaku
Meskipun korban mungkin mengalami penderitaan atau kekerasan, mereka juga merasakan simpati, rasa hormat, atau bahkan afeksi terhadap pelaku.
Hal ini sering terlihat dalam situasi di mana korban merasa pelaku memberikan perlindungan atau perawatan dalam situasi yang berbahaya.
Apa Itu Stockholm Syndrome?
Sindrom stockholm adalah mekanisme koping (coping mechanism) yang biasanya terjadi pada orang yang mengalami penculikan.
Korban akan mengembangkan perasaan positif terhadap penculik atau pelaku dari waktu ke waktu.
Kondisi ini juga berlaku untuk beberapa situasi lain termasuk pelecehan anak, pelecehan pelatih-atlet, pelecehan hubungan dan perdagangan seks.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekat mengalami situasi traumatis yang melibatkan kekerasan, penganiayaan, baik secara fisik maupun mental, kamu perlu segera melakukan pemeriksaan kesehatan ke profesional medis.
Informasi selengkapnya mengenai Sindrom Stockholm bisa kamu dapatkan dengan cara download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play.
Stockholm syndrome adalah kondisi ketika korban kejahatan justru memiliki rasa simpati dan kasih sayang terhadap penjahat yang menganiayanya. Hal ini dinilai sebagai respons psikologis korban untuk bertahan hidup atau mengatasi situasi yang ekstrem dan menakutkan.
Korban kriminalitas umumnya mengalami ketakutan dan teror, serta menyimpan rasa penghinaan atau permusuhan terhadap pelaku. Namun, pada orang dengan Stockholm syndrome, perasaan yang muncul malah sebaliknya. Pada titik tertentu, korban bahkan ingin melindungi pelaku kejahatan dan tidak ingin pelaku dihukum.
Istilah Stockholm syndrome berasal dari peristiwa penyanderaan dalam perampokan bank di Stockholm, Swedia, pada tahun 1973. Pada peristiwa tersebut, korban penyanderaan justru bersimpati kepada pelaku dan menolak untuk bersaksi di pengadilan. Korban bahkan sampai mengumpulkan dana untuk membela pelaku.
Selain penyanderaan, Stockholm syndrome juga dapat terjadi pada situasi lain, seperti pelecehan, kekerasan pada anak, kekerasan antara pelatih dan atlet, kekerasan dalam hubungan, dan perdagangan manusia.
Sindrom Stockholm dapat berkembang dalam jangka pendek maupun panjang, tergantung pada interaksi korban dengan pelaku.
Diagnosis Stockholm Syndrome
Psikiater biasanya dapat mendiagnosis Stockholm syndrome dari tanya jawab dengan pasien. Beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan psikiater untuk menetapkan diagnosis kondisi ini adalah:
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekat mengalami situasi traumatis yang melibatkan kekerasan, penganiayaan, baik secara fisik maupun mental, kamu perlu segera melakukan pemeriksaan kesehatan ke profesional medis.
Informasi selengkapnya mengenai Sindrom Stockholm bisa kamu dapatkan dengan cara download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekat mengalami situasi traumatis yang melibatkan kekerasan, penganiayaan, baik secara fisik maupun mental, kamu perlu segera melakukan pemeriksaan kesehatan ke profesional medis.
Informasi selengkapnya mengenai Sindrom Stockholm bisa kamu dapatkan dengan cara download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play.
Stockholm syndrome atau sindrom Stockholm adalah gangguan psikologis pada korban penyanderaan yang membuat mereka merasa simpati atau bahkan menyayangi pelaku. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Stockholm syndrome diperkenalkan oleh seorang kriminolog, Nils Bejerot, berdasarkan kasus perampokan bank yang terjadi pada 1973 di Stockholm, Swedia. Dalam kasus ini, para sandera justru membentuk ikatan emosional dengan para pelaku meski telah disekap selama 6 hari.
Sandera bahkan menolak bersaksi di pengadilan dan justru mengumpulkan dana bantuan hukum untuk membela pelaku.
Cara Menangani Stockholm Syndrome
Tidak ada pengobatan khusus bagi penderita Stockholm syndrome. Namun, psikiater akan menggunakan beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengatasi situasi traumatis, seperti peresepan obat antiansietas untuk mengatasi kecemasan yang dialami.
Selain itu, psikoterapi juga akan dilakukan untuk menangani Stockholm syndrome. Dalam psikoterapi, penderita akan diajarkan untuk mengatasi pengalaman traumatiknya.
Tujuan akhir dari semua penanganan Stockholm syndrome adalah untuk menyadarkan penderita bahwa yang mereka rasakan terhadap pelaku hanyalah metode pertahanan diri.
Stockholm syndrome merupakan kondisi tidak umum yang sering kali dirasakan oleh para korban penyanderaan. Bila Anda atau keluarga dan kerabat Anda ada yang mengalami gejala Stockholm syndrome, cobalah konsultasikan ke psikiater agar dapat diberikan penanganan yang tepat.
What are conditions share similar symptoms with Pelvic Congestion Syndrome?
Chronic pelvic pain and other previously mentioned symptoms are linked to several other conditions. Since chronic pelvic pain is a common occurrence, it can be classified as a symptom in digestive, circulatory, urinary, and nervous system conditions.